Enter your keyword

Peresmian Gedung Labtek III Matthias Aroef

Peresmian Gedung Labtek III Matthias Aroef

 

Gambar 1. Foto Prosesi Peresmian Gedung Laboratorium Teknologi III Matthias Aroef ditandai dengan Gunting Pita oleh Prof. Matthias Aroef dan keluarga didampingi oleh Rektor ITB dan Ketua MWA, dan disaksikan oleh Dekan FTI dan seluruh hadirin.

Bandung, Sabtu, 25 Maret 2017 bertempat di Gedung Laboratorium Teknologi III ITB, Rektor ITB Prof. Kadarsah Surjadi, DEA., secara resmi meresmikan Gedung Laboratorium Teknologi III Matthias Aroef, Jalan Ganesha 10, Bandung 40132

Penyematan nama gedung ini resmi berdasarkan Surat Keputusan Rektor ITB nomor 360A/SK/I1.A/PP/2016 tentang Penamaan Gedung Labtek III menjadi Gedung Labtek III Matthias Aroef yang ditetapkan di Bandung pada tanggal 1 Desember 2016.

Gambar 2. Foto Rektor ITB dan Prof. Matthias Aroef di depan Gedung Laboratorium Teknologi III Matthias Aroef

Dalam sambutannya Prof. Kadarsah Surjadi, DEA., menyampaikan Pak Mathhias merupakan inspirasi bagi teknik industri, karena beliau adalah dosen teknik industri pertama yang menjadi Wakil Rektor ITB, dan dengan intrumentasinya menyusul sekarang 12 – 13 periode rektor, sudah ada 6 wakil rektor di ITB dari teknik industri ITB al: Pak Matthias, Pak Harsono (Alm), Pak Alibasah (Alm), Pak Leksananto, Pak Bermawi dan saya sendiri. Kemudian saya teringat pada tahun 1982 saya masuk ke tingkat II penjurusan teknik industri, pada minggu-minggu pertama Pak Matthias menyampaikan apa itu teknik industri, dan belaiu manyampaikan bahwa negara akan maju karena dibangun oleh para entrepreuner dan ini diperkuat dua orang tokoh nasional, Pak Hatta Rajasa dan Pak Yusuf Kala, pada kesempatan yang berbeda kami bertemu selama dua jam dan beliau berkata, betul Pak, negara akan maju karena banyak enterpreunernya. Dan secara kebetulan juga pada tahun 2015, ITB akan berubah dari riset university ke entrepreneurial university dan ini juga merupakan inspirasi yang kita dapatkan dari Pak Matthias Aroef.

Rektor bercerita hubungan antara entrepreneurial university dengan penamaan gedung. Ketika kami ke banyak tempat, ada MIT, Hardward, NUS, Eropa, Jepang, Korea, dan banyak tempat lainnya. Ada tiga ciri entrepreneurial university, yang pertama adalah excellent in teaching and learning, excellent in research, excellent in innovation and entrepreneurship, ITB sekarang menjalani semuanya. Excellent in teaching and learning kita sudah masuk pada akreditasi internasional dan Insya Alloh akhir tahun 2019 semua program studi S1 kita targetkan memasuki akreditasi internasional. Excellent in research, alhamdulillah semua dosen ITB, dan semua program studi dan fakultas bersemangat melakukan melakukan research dan hasilnya adalah tahun ini dan tahun-tahun yang lalu ITB adalah jumlah riset publikasi tertinggi di Indonesia. Minggu lalu kami ke Korea, ada launching tentang rangking dunia untuk time hire education itu yang paling prestisius dibawahnya ada System QS, ITB mendapat pengakuan dari pada sistem rangking ini, walaupun kita baru pertama kali masuk, karena kita langsung menyalip Universitas Indonesia yang sudah bertahun-tahun ada disitu, ini juga bagian dari research university. Yang terakhir excellent in innovation and entrepreneurship, saya teringat pesan Pak Matthias bahwa tidak mungkin suatu disiplin berdiri sendirian. Kita sekarang melakukan kerjasama lintas disiplin yang diwadahi oleh suatu lembaga, “Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan”, Pak Bambang Riyanto yang mengasuhnya, sekarang sudah ada 60 (enam puluh) startup company, tiga diantaranya sudah terkomersialisasi bahkan ada satu hasil paten yang yang sudah banyak dipakai untuk meningkatkan produktivitas nasional khususnya dibidang industry kilang dan industri kimia, ini semua adalah cerminan bahwa kita sudah masuk kedalam entrepreneurial university.

Bapak sekalian, itu ciri yang pertama, kita akan masuk lagi, ketika kita ke MIT dengan Bapak Bambang Riyanto dan kawan-kawan pada bulan oktober 2015 yang lalu, banyak mengunjungi berbagai lokasi yang terkait dengan entrepreneur university salah satu diantaranya adalah TOP (Technopreuner Orientation Program) dan itu kita jalankan di LPIK ITB. Ini adalah ciri yang berikutnya untuk pembinaan para calon entrepreneur. Dan juga dari hasil kunjungan ke MIT, tahun ini kita bisa tandangan kerjasama dengan MIT dibiayai dengan dana 4 juta dolar dari Amerika untuk melakukan suatu program SHERA (Sustainable Higher Education Research Alliances) dan ini adalah bagian dari tugas entrepreneur university.

Cerita lain yang sangat penting terkait hari ini. ketika kami berjalan ke MIT atau pada saat Pak Bermawi ke NUS Singapore, dan beberapa kawan ada yang ke Jepang dan Korea. Ternyata di MIT banyak sekali gedung yang diberikan nama. Setelah mendengarkan penjelasan ternyata ada dua kriteria penamaan gedung. Yang pertama, kriteria penamaan gedung dinamakan seseorang karena beliau memberikan sumbang sih keilmuan yang sangat besar, dan sangat besar manfaatnya baik untuk institusi pendidikan maupun untuk kemaslahatan umat. Katagori yang kedua adalah nama-nama gedung diberikan juga kepada meraka yang turut menjaga kestabilan financial perguruan tinggi tersebut.

Dengan berakhirnya sambutan dari Rektor ITB, acara dilanjutkan dengan pemotogan pita yang secara resmi menandakan penamaan Gedung Laboratorium Teknologi III Matthias Aroef.

Hadir pada acara tersebut antara lain Ketua dan anggota MWA ITB, Ibu Betti Alisjahbana, Ketua Senat Akademik ITB, Prof. Indratmo Soekarno dan tamu kehormatan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) periode 2002-2005, Bapak Chappy Hakim, Wakil Rektor ITB Bidang Administrasi Umum, Alumni, dan Komunikasi, Dr. Miming Miharja, ST, M.Sc, Eng., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Ir. Bermawi Priyatna Iskandar, M.Sc, Ph.D., Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi dan Kemitraan, Prof.Dr.Ir.Bambang Riyanto Trilaksono, Dekan Fakultas Teknologi Industri, Prof. Deddy Kurniadi, Dr.Eng.,  Wakil Dekan Bidang Sumberdaya Fakultas Teknologi Industri, Suprayogi, Ph.D., Ketua Program Studi Sarjana Teknik Industri, Dr.Ir. Sukoyo, MT., Ketua Program Studi Sarjana Manajemen Rekayasa Industri, Dr.Ir. Anas Ma’ruf, Ketua Program Studi Magister dan Doktor Teknik dan Manajemen Industri, Ketua Program Studi Magister Logistik, Dr. Rajesri Govindaraju, ST., MT., para dosen Teknik Industri FTI ITB, alumni serta para tamu undangan lainnya.

Informasi singkat perjalanan Prof. Matthias Aroef Sang Bapak Teknik dan Manajemen Industri di Indonesia dapat dilihat di sini.