FACTORY VISIT 2018 : L’OREAL INDONESIA
Lahirnya jurusan Manajemen Rekayasa Industri sebagai pecahan dari jurusan Teknik Industri pada tahun 2009 lalu tentu menjadi jawaban atas kebutuhan industri di Indonesia. Sebagai lulusan yang diharapkan mampu menjadi jembatan antara bagian penelitian-pengembangan dan pemasaran, mahasiswa didukung dengan kurikulum yang lengkap. Tidak hanya diajarkan teori, dosen pengampu mata kuliah sangat memperhatikan kebutuhan mahasiswa akan contoh praktikal dan implementasi nyata. Berbagai kunjungan industri dilakukan, salah satunya adalah L’oreal Indonesia Factory Visit yang dilaksanakan pada hari Senin, 24 September 2018 lalu. Bertempat di pabrik manufaktur L’oreal, PT. Yasulor Indonesia di kawasan industri Jababeka dan didampingi oleh dosen pengampu mata kuliah Sistem Rantai Suplai, Ibu Yosi Agustina Hidayat serta Bapak Fariz Muharram Hasby dan Ibu Dwita Astari, mahasiswa diberikan pemaparan mengenai rangkaian proses bisnis yang dilakukan oleh L’oreal Indonesia.
L’oreal Global dan L’oreal Indonesia
Setelah safety briefing, peserta diberikan pemaparan oleh Ibu Indri Lastina, selaku Human Resource Manager L’oreal Indonesia, tentang bagaimana model bisnis L’oreal secara nasional dan global, mulai dari sejarah hingga rencana kedepannya. Dengan misi ‘Beauty for All’, L’oreal ingin bisa menghasilkan produk yang bisa digunakan oleh semua orang untuk meraih cantiknya masing-masing. Berawal dari produsen produk pewarna rambut, kini L’oreal Global menaungi 34 brand yang terbagi kedalam 4 (empat) divisi, yaitu consumer product, L’oreal luxe product, professional product dan active cosmetics. Terakit dengan dengan menjalankan bisnis, peserta diberikan pemahaman mengenai hal-hal yang diperhatikan oleh L’oreal, mulai dari memahami business core strength, penyetaraan rasio gender pegawai, langkah strategis, proses produksi, penjaminan mutu produk, hingga menjaga portofolio bisnis. Lewat pemaparan ini, mahasiswa memahami rancangan strategis dari pusat yang kemudia butuh diterjemahkan oleh tingkat manajemen dibawahnya. Implementasi inilah yang kemudian menjadi titik penting dalam sebuah bisnis.
Yasulor Indonesia – L’oreal Indonesia Operations
Menjadi perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia membuat L’oreal sangat memperhatikan proses produksi yang dilakukan demi kualitas produk yang dihasilkan. Mr. Guillaume Delaplace selaku Factory Director PT. Yasulor Indonesia memaparkan tentang bagian operations yang berperan sebagai penghubung antara supplier dan customer, mengubah raw material menjadi finish goods. Ia mengatakan bahwa terdapat 4 pilar dalam bidang operation, yaitu design & development, source, manufacture, dan serve. Pilar-pilar ini dilakukan dengan memperhatikan safety & security, quality dan sustainability. Dalam rancangan kurikulum, mahasiswa menajemen rekayasa industri memang tidak akan banyak mempelajari proses produksi, namun pengetahuan tentang hal ini tentu diperlukan untuk dapat membuat rancangan produk yang baik atau biasa dikenal dengan design for manufacturing.
Brand Marketing – Garnier
Sesi selanjutnya dilanjutkan dengan pemaparannya mengenai pemasaran produk oleh Pandu Brodjonegoro selaku Marketing Manager L’oreal Indonesia. Dimulai dengan product’s DNA, Pandu mengatakan bahwa setiap produk memiliki DNA masing-masing dan ini menjadi hal terpenting agar produk diterima masyarakat. Dalam hal ini, beliau menggunakan istilah DNA untuk merepresentasikan seolah-olah produk memiliki informasi genetik tersendiri. DNA produk juga menjadi landasan dalam melakukan strategi pemasaran selanjutnya. Sebagai brand terbaik diantara seluruh brand milik L’oreal Indonesia, Garnier memperhatikan dengan baik banyak aspek, mulai dari pemilihan brand ambassador sesuai dengan citra produk yang ingin dibangun dan pasar yang ditarget, re-branding produk, pemilihan formula produk, format produk hingga desain kemasan. Menurut Pandu, tiga aspek terpenting yang membuat Garnier dan produk pada umumnya sukses adalah inovasi produk terus-menerus untuk menjawab kebutuhan konsumen, mendengarkan dan menghampiri konsumen melalui media yang tepat hingga memastikan produk tersedia di kanal distribusi yang sesuai.
L’oreal Supply Chain
Pada bagian ini, Bapak Tony Prima, Supply Chain Manager L’oreal Indonesia memaparkan kanal distribusi perusahaan. Pembagian inilah yang kemudian menjadi dasar dari pembagian kerja. Demand planning yang terdiri dari proses forecasting, procurement, inventory, sales & operation planning, hingga distribution menjadi tanggung jawab L’oreal Indonesia. Sedangkan proses proses produksi diserahkan seluruhnya kepada PT. Yasulor, serta sebagain permintaan pasar dipenuhi melalui kegiatan impor. Objektif sistem rantai suplai di L’oreal Indonesia diukur melalui tingkat reliabilitas pelayanan, responsiveness and freshness, tingkat pemenuhan kebutuhan konsumen, dan lainnya. Hal-hal inilah yang kemudian menjadi perhatian utama.
Kegiatan Factory Visit yang dilakukan hampir seharian ini kemudian ditutup dengan pemaparan dari L’oreal mengenai kesempatan untuk ikut menjadi bagian dari perusahaan. Peserta yang berjumlah sekitar 50 orang pun aktif bertanya selama pemaparan dan setiap di beri kesempatan. Kegiatan ini benar-benar menjadi ajang untuk belajar banyak dari para ahli yang telah lebih lama aktif di bidangnya masing-masing.
Ditulis oleh:
Avyandra Rizka Putri (14416006)