Unbox Supply Chain Hackathon at L’Oreal adalah kompetisi inovasi skala internasional yang diselenggarakan oleh L’Oreal dan diikuti oleh 40 peserta dari 13 negara (Belgia, Brazil, Italia, Spanyol, Prancis, Inggris, Indonesia, India, Jerman, Belanda, Cina, Amerika, dan Kenya). Peserta merupakan mahasiswa S1 dan S2, yang kemudian dibagi menjadi 8 tim dengan anggota dan coach yang berasal dari negara yang berbeda-beda. Tujuan dari kompetisi ini adalah untuk memberikan pengalaman professional kepada peserta dalam melakukan inovasi terkait rantai pasok (supply chain) pada industri kecantikan, dalam hal ini adalah L’Oreal.

Seleksi dimulai sejak Desember 2018 serentak di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Setelah melalui proses seleksi yang panjang, L’Oreal Indonesia mengirimkan dua peserta: Ayunda Nisa Chaira (Teknik Industri ITB 2016) dan Emira Fathurahmi (Manajemen Rekayasa Industri ITB 2015) untuk berangkat mewakili Indonesia di Paris pada 21-22 Maret 2019.

Misi yang harus diselesaikan adalah how can L’oreal, from factory to consumer, make its supply chain carbon positive?

Pemenang dari kompetisi ini adalah Tim GOLD, yang terdiri dari:

1. Charlotte G (Belanda), currently pursuing master degree at ETH Zurich, Switzerland.
2. Ayunda Nisa Chaira (Indonesia) currently pursuing bachelor degree at Bandung Institute of Technology, Indonesia
3. Gemma G (Spain), currently pursuing master degree at EAE Business School, Spain.
4. Mercy Ronoh (Kenya), currently pursuing bachelor degree at École Centrale de Nantes, France
5. Imogen S (England), currently pursuing master degree at University of Bach, United Kingdom
6. Alberto S (Italy), currently pursuing master degree at Politecnico di Milano, Italy

Coach dari Tim GOLD adalah Thais Torreão, yang menjabat sebagai Global Retail Supply Chain Manager di L’Oreal dan berasal dari Brazil.

Secara ringkas, sistem yang diajukan oleh tim GOLD adalah sistem transportasi produk dari distribution center ke pick up point dengan menggunakan sistem vakum, sehingga tidak dihasilkan emisi berupa karbon. Tenaga yang menggerakkan sistem vakum diharapkan berasal dari sumber energi ramah lingkungan, seperti kekuatan air, angin, solar panel, dan lain-lain.

Sumber : www.ti.itb.ac.id