Enter your keyword

Pengenalan Program Studi di lingkungan FTI untuk Mahasiswa Angkatan 2017

Pengenalan Program Studi di lingkungan FTI untuk Mahasiswa Angkatan 2017

Bandung, 29 September 2017, bertempat di Aula Barat ITB, Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI), Prof. Deddy Kurniadi, Dr.Eng., membuka secara resmi Pengenalan Program Studi (Prodi) untuk Mahasiswa Angkatan 2017.

Pada kegiatan tersebut, Dekan FTI didampingi oleh para Ketua Program Studi (Kaprodi) sarjana di lingkungan FTI, antara lain Kaprodi S1 Teknik Fisika, Brian Yuliarto, ST., M.Eng., Ph.D., Kaprodi S1 Teknik Industri, Dr.Ir. Sukoyo, Kaprodi Teknik Bioenergi dan Kemurgi, Tirto Prakoso, Ph.D. Hadir juga pada kesempatan itu beberapa dosen wali akademik mahasiswa angkatan 2017, antara lain, Prof. Hermawan K. Dipojono, Prof. Herri Susanto, Prof. Dwiwahju Sasongko, Ardiyan Harimawan, Ph.D., Dr. Damar Rastri Adhika, Miranti Indar Mandasari, MT., Dr. Rizki Armanto dan beberapa kordinator kemahasiswaan, Adhitya Gandaryus Saputro, Ph.D. dan para ketua himpunan di lingkungan FTI.

 

Secara singkat Dekan FTI menjelaskan sistem penjurusan. Bahwa pertama adalah sesuai minat. Tetapi, mau tidak mau berdasarkan pengalaman ada juga yang masuk kesuatu prodi yang mungkin dia tidak minati, jadi jangan khawatir kamanapun anda masuk prodi. Pertama bisa saya yakinkan, anda punya peluang sukses yang sama di prodi manapun. Yang kedua, anda sudah berada dalam lingkungan yang sama yaitu FTI dan kemungkinan besar juga anda berkarir tidak jauh.  Jadi jika tidak masuk pada pilihan pertama, anda jangan berkecil hati, terus tidak berprestasi, ini akan merugikan. Pengalaman kami, mahasiswa banyak yang tidak terjuruskan (sesuai minat pertamanya) tetapi prestasinya cukup baik. Jadi pesan saya, jika tidak perlu harus diterima pada pilihan utama, terus mutung, putus semangat, dan tidak ada motivasi.

Perlu diketahui dan anda beruntung bergabung dengan FTI Ganesa, dan bangga, karena kita sudah bertahun-tahun nilai akreditasi prodi selalu mendapat predikat “A” artinya IP-nya 4 terus. Kemudian semua prodi sarjana di FTI ini sudah terakreditasi internasional ABET, yaitu Prodi Sarjana Teknik Kimia, Prodi Sarjana Teknik Fisika, Prodi Sarjana Teknik industri, untuk Prodi Sarjana Manajemen Rekayasa Industri sekarang sedang berproses, dan mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah bisa kita dapatkan hasilnya. Dan bagi prodi FTI yang berada di Jatinangor karena masih relatif baru jadi belum terakreditasi, karena sedang proses akreditasi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah terakreditasi.

Perlu diingat, bahwa sekarang anda sudah menjadi mahasiswa, bukan anak SMA lagi, sudah waktunya anda belajar, selain belajar mandiri, juga belajar untuk meningkatkan kemampuan belajar. Jadi sudah tidak saatnya lagi mengikuti bimbel, itu anak SMA. Kalau kuliah, sebagai mahasiswa anda harus mampu tidak hanya sekedar belajar materi, tapi juga belajar meningkatkan kemampuan belajar. Karena salah satu outcomes kita adalah kemampuan belajar sepanjang hayat. Untuk itu, sudah tidak waktunya lagi ikut bimbel. Anda coba belajar sendiri, kalau anda merasa ada kesulitan, belajar dengan teman, kalau masih tidak bisa, ada kesulitan, belajarlah bersama asisten atau tutor yang bisa membantu, kalau tutornya juga masih ngga bisa, datangi langsung dosennya ke ruangannya. Tanya lebih banyak masalah materi kuliah yang diajarkan dan yang belum dimegerti dan sebagainya. Karena anda sudah mahasiswa, jadi harus proaktif. Karena sudah menjadi mahasiswa maka kami mengharapkan anda memiliki kemampuan belajar yang lebih baik.

Setelah selesai sambutan dari Dekan FTI , acara dilanjutkan dengan presentasi oleh Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Suprayogi, Ph.D., memperkenalkan Prodi dan Kaprodi serta pengenalan Kordinator Mahasiswa, Wali Akademik Mahasiswa Angkatan 2017 serta pengelan para Ketua Himpunan di lingkungan FTI.

Pada kesempatan ini juga diisi dengan sesi tanya jawab mengenai berbagai hal tentang penjurusan, kuota, student exchange, dan masalah perkuliahan.

Acara diakhiri dengan berbagi pengalaman yang disampaikan oleh Prof. Dwiwahju Sasongko.